7.29.2010

model yunior

Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama. Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali,... ... pada hari yang telah ditentukan, om andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku. Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar. Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar kon tolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri. Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2 , dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis. Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon tolnya sudah ngaceng sekeras2 nya. Om And mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya. Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja. Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2 , aku tertidur. Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku. "Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngen totin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional", katanya. Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point. " Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng gimana", tanyaku. Om and segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dien tot. "Kamu kan udah sering dien tot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya", katanya sambil tersenyum. Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku. "Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes". Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kon tolnya serta kukocok hingga kurasakan kon tol itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok no nokku dari luar. "Eenghh.. terus om.. oohh!" desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk no nokku dari samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan no nokku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut om andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput no nokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku. " Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dien tot satu ronde", katanya. Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya. "Ines ga tahan lagi om, Ines emut kon tol om ya" kataku. Om ... ...aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya. "Ines ga tahan lagi om, Ines emut kon tol om ya" kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadanya dan menyodorkan kon tolnya. kon tolnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kon tol yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kon tolnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut. Mulutku terisi penuh oleh kon tolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3 / 4 nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kon tolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju- mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. "Eemmpp.. nngg..!" aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala kon tol itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kon tolnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku. Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa- sisa peju yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. "Jok, mau ikutan gak", tanya om Andi sambil tersenyum. "Kita makan dulu ya". Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko sampai habis. Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kon tolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. "Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya", katanya sambil terus meremasi toketku. Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kon tolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kon tol om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kon tolnya, kurasakan kon tolnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kon tolnya ke mulut, kujilati dan kuemut- emut hingga Joko mengerang keenakan. "Enak, Jok", tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku. Om andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kon tolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kon tol yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan kon tolnya menyeruak masuk ke dalam no nokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kon tolnya memasuki no nokku. Aku dien totnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kon tol Joko makin bersemangat. Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngen tot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dien tot dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kon tol yang lain makin menghujam ke tubuhku. kon tol Om Andi menyentuh bagian terdalam dari no nokku dan ketika kon tol Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kon tol Joko. Bersamaan dengan itu pula gen totan Om Andi terasa makin bertenaga. Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku. Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. "Nes, aku pengen ngen totin no nok kamu juga", kata Joko. Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, "Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh". Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. "Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain no nok kamu" kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala, dia mengarahkan kon tolnya yang panjang dan keras itu ke no nokku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir no nokku sehingga aku ... ...selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. "Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain no nok kamu" kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala, dia mengarahkan kon tolnya yang panjang dan keras itu ke no nokku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir no nokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kon tol om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku. "Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!" desahku tak tertahankan. Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kon tolnya. Kini no nokku telah terisi oleh kon tolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk no nokku. "Wah.. seret banget no nok kamu Nes", erangnya. Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kon tolnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kon tolnya. Dengan refleks akupun menggenggam kon tol itu sambil menurunkan tubuhku hingga kon tolnya amblas ke dalam no nokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana- kemari, kedua toketku yang terguncang- guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Joko memperhatikan kon tolnya sedang keluar masuk di no nokku. Goyangan kami terhenti sejenak ketika om andi tiba- tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om andi membuka pantatku dan mengarahkan kon tolnya ke sana. " Aduuh.. pelan-pelan om, sakit " rintihku waktu dia mendorong masuk kon tolnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kon tol kon tol besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi- jadinya ketika om andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om andi malah makin buas menggen totku. Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam no nok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kon tol masih tertancap. Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. no nok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir "Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih" disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kon tol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang. Om andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 no nokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses no nokku lebih lanjut. Segera kon tolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. "Nes, diisep dong" , pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2 , dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kon tolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus. "Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah", erangnya keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak. "Nes, kamu udah napsu banget ya, no nok kamu udah basah begini", katanya lagi. kon tolnya makin seru kuisep2 nya. Kulihat Joko sedang mengelus2 kon tolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku. Tiba2 dia mencabut kon tolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kon tolnya diarahkan ke no nokku, ditekannya kepalanya masuk ke no nokku. terasa banget no nokku meregang kemasukan kepala kon tol yang besar, dia mulai mengenjotkan kon tolnya pelan, keluar masuk no nokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kon tolnya yang panjang ambles di no nokku. " Enak om , kon tol om bikin no nok Ines sesek, dienjot yang keras om ", . .. ...rengekku keenakan. enjotan kon tolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kon tolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dien tot aku udah merasa mau nyampe, "om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe", rengekku. "Cepat banget Nes, om belum apa2 " jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kon tolnya. Akhirnya aku menjerit keenakan "Om, Ines nyampe mas , aah", aku menggelepar kenikmatan. Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kon tolnya dari no nokku. " Kok dicabut om, kan belum ngecret", protesku. Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya ******. " Om, masukkin dino nok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik", pintaku. Dia diam saja. Segera kon tolnya ambles lagi di no nokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kon tolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di no nokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, " Om , nikmat", erangku lagi. Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya no nokku ikut berkontraksi meremas kon tol besar panjang yang sedang keluar masuk, "Aah Nes, nikmat banget, empotan no nok kamu kerasa banget" , erangnya sambil terus saja mengenjot no nokku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke i tilku, sambil dien tot i tilku dikilik2 nya dengan tangannya. Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu. "Om , nikmat banget ngen tot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ," erangku saking nikmatnya. Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kon tolnya. Tak lama kemudian, "Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah", akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengen totkan kon tolnya dalem2 di no nokku dan terasa pejunya ngecret. "Aah Nes, nikmat banget", diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kon tolnya tercabut dari no nokku. "Om , nikmat deh, sekali en tot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya", kataku. "Iya", jawabnya sambil berbaring disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. " Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes", katanya lagi. Aku hanya tersenyum, "Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya", aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kon tolnya keelus2. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 no nokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2 nya, "Jok enak, Ines udah napsu lagi nih", erangku. Tanganku masih mengocok kon tolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu, "Jok , nikmat banget ", erangku. Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di no nokku. "Aah Jok , enak banget, belum dien tot aja udah nikmat banget", erangku. Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati no nok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dien tot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2 , sementara dia terus menjilati no noku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kon tolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kon tolnya. "Nes, kamu pinter banget sih", dia memuji. Cukup lama aku mengemut kon tolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kon tolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2 kan kepala kon tolnya di bibir no nokku, lalu dienjotkan masuk, "Jok , enak", erangku.Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kon tolnya nancep semua di no nokku. "Nes, no nokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon tol berkali2 ya", ... ...karenanya. Terasa no nokku mulai berkedut2 , " Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe", erangku. " Cepet banget Nes, aku belum apa2 ", jawabnya. "Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya", jawabku lagi. enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku "Terus Jok , enak". Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. "Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh..." akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kon tolnya nancep. no nokku kudenyut2 kan meremas kon tolnya sehingga dia melenguh, "Enak Nes, empotan no nok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes", erangnya sambil terus mengenjot no nokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam no nokku, banyak banget kerasa nyemburnya " Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya no nok kamu", erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. "Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget". Setelah kon tolnya mengecil, dicabutnya dari no nokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya. Aku terbangun karena merasa ada jilatan di no nokku, ternyata om andi yang masih pengen ngen totin aku lagi. kulihat kon tolnya sudah ngaceng lagi. no nokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya no noku makin terbuka. "Om , nikmat banget mas jilatannya", erangku. Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di no nokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian i tilku diisep2 nya sambil sesekali menjilati no nokku, menyebabkan no nokku sudah banjir lagi. Aku menggelepar2 ketika i tilku diemutnya. Cukup lama i tilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan. "Om, masukin dong om , Ines udah pengen dien tot", rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, kon tolnya diarahkan ke no nokku. Begitu kepala kon tolnya menerobos masuk, "Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om ", rengekku karena napsuku yang sudah muncak. Dia langsung mengenjotkan kon tolnya dengan keras sehingga sebentar saja kon tolnya sudah nancap semuanya dino nokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kon tolnya terasa masuk lebih dalem lagi. "Ayo om , dienjot dong", rengekku lagi. Dia mulai mengenjot no nokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya, "Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya", erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kon tolnya. Toketku diremas2 nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, "om enak, Ines nyampe om , aah", erangku lemes. Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kon tolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. no nokku kudenyut2 kan meremas kon tolnya. Dia meringis keenakan. " Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes", pintanya. Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok no nokku. Toketku kembali diremas2 nya, pentilnya diplintir2 nya. "Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om ", kataku. Terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk no nokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, "Nes, aku mau ngecret Nes, aah", erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam no nokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2 , " Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu", katanya. Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok berkali2. "Om, jangan lupa orbitin Ines ya", kataku. "Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan no nok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok", jawabnya. Joko hanya tersenyum saja. Gak lama setelah mobil jalan, akupun tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar